Saat ini warga indonesia tidak perlu lagi membuang minyak jelantah.
Kreativitas dan inovasi bisa menyelamatkan lingkungan.
Warga Badegan, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, tak perlu lagi membuang minyak goreng bekas atau yang lebih akrab disebut jelantah. Kini Bank Sampah yang berlokasi dusun tersebut menerima tabungan jelantah warga untuk selanjutnya diolah menjadi bahan bakar biodiesel.
Pengolahan minyak jelantah menjadi bio diesel ini bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Paluma. Perliter jelantah akan dibeli oleh Bank Sampah seharga Rp.900,-
"Masyarakat tidak perlu lagi membuang minyak goreng yang sudah tidak layak pakai karena dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar," ujar Kepala Divisi (KADIV) Tata Kawasan dan Lingkungan Paluma, Trimulyani, di acara peluncuran Bang Tigor (Tilas Gorengan) di Bantul, Jumat 14/11).
Proses pembuatan bahan bakar biodiesel dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Beberapa waktu lalu bahan bakar dari minyak jelantah ini sudah diuji coba untuk dipakai kendaraan angkutan umum Yogyakarta-Kaliurang.
Hasilnya, sejumlah sopir merasa lebih irit dengan bahan bakar tersebut. Selain itu, biodiesel tersebut sudah diuji coba kendaraan yang berjalan sejauh 1.000 kilometer dan tidak ada masalah selama di perjalanan. "Terakhir kita implementasikan ke 10 kendaraan. Tidak ada masalah pada mesin dan lebih irit," kata Tri.
Biodiesel berbahan minyak jelantah itu baru dapat digunakan sebagai campuran solar, sedangkan untuk seperti pemotong rumput, bio diesel sudah dapat digunakan 100 persen.
Semoga bermanfaat.
sumber: Tribun Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar